Jumat, 31 Juli 2015

Share imaginasi

Pernah kukatakan berikan saja bahasa yang paling puisi itu pada yang lainnya.

Tak perlu lagi mengingat dan menganggap ini makna cemburuku,
karena kalimat seperti itu sudah bermakna usang ditelingaku.

Ge- erku sudah tak pernah mengalir
dalam kalbu jadi untuk apa mengingat matiku yang ada pada rasa dan hilang arah entah ke mana .
gak perlu pura-pura takut aku bersedih ........

Toh sebenarnya kamu sudah tak perduli
Hanya karena sepimu ....... kamu
sempat mengetuk pintuku, dan setelah itu
Hilirmu tak pernah kembali lagi,
lalu kamu diam bersama asamu yg
hampir mati.

Between in my lonely
Situbondo penghujung 01 agustus 2015
#Justintermezzo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar