Rabu, 12 Agustus 2015

PAGI Yang MERIDU

Pagi yang ku jelang adalah pagi
yang merindu
Rindu sapa lembutmu yang seperti
dahulu
Andai Aku bisa menulis takdirku
Aku ingin menuliskan bahwa kaulah
takdir terindahku
Takdir yang tak terjamah oleh
kepahitan
Dan takdir yang tak terjamah oleh
perpisahan
Yang ada hanyalah takdir yang
dihiasi kebahagiaan
Wahai bumi wahai langit
Bolehkah Aku menjerit??
Karena kini hatiku kian sakit
Ulah rindu yang menjerat
Aku tak ingin lagi hati ini menjadi
pesakit
Dan bisa terlepas dari rindu yang
menghimpit
Ku lihat mentari kian meninggi
Dan saatnya ku harus berbenah diri
Tuk menyongsong matahari
Meski sinarnya kan membakar diri
Namun Aku tak peduli
Karena ku berharap sinar itu kan
membakar rindu ini
Membuatnya menjadi abu dan
terbang tinggi
Tak lagi kembali tuk menjamah hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar